Menlu RI: Ekosistem Keamanan dan Stabilitas Global Dapat Tercapai

By Admin

nusakini.com--Kontribusi Indonesia dalam menciptakan ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan menjadi landasan bagi upaya Indonesia mendorong terciptanya ekosistem yang sama di tingkat global. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, di hadapan 150 undangan yang memenuhi ruangan di Asia Society, New York, AS.

Dalam keynote speech, Menlu Retno menegaskan bahwa upaya untuk menciptakan sebuah ekosistem perdamaian global bukanlah sebuah khayalan. Setengah abad lalu saat ASEAN dibentuk, tidak ada seorang pun yang mengira ASEAN akan tetap berdiri hingga saat ini. Namun kenyataannya, ASEAN kini menjadi jangkar stabilitas dan mesin pertumbuhan ekonomi kawasan.  

“ASEAN merupakan contoh nyata bagaimana sebuah kawasan yang sarat akan konflik antar negara tetangga serta lemah secara ekonomi mampu bertansformasi menjadi salah satu kekuatan global,” tutur Menlu Retno. 

Menlu selanjutnya menjelaskan 3 resep keberhasilan ASEAN. Pertama, melalui ASEAN Way, telah tumbuh budaya dialog, konsensus, inklusivitas, serta penyelesaian damai atas dasar penghormatan pada kedaulatan dan keutuhan wilayah. Kedua, dari kultur dialog tumbuh kemampuan untuk mengembangkan institusi dan prinsip-prinsip seperti Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN), Treaty of Amity and Cooperation, ASEAN Charter hingga terbentuknya Komunitas ASEAN. Terakhir, ASEAN memberikan platform bagi negara-negara mitranya, termasuk kekuatan besar dunia, untuk dapat bertemu secara rutin.  

“Keberhasilan ASEAN di bidang politik ini menjadi landasan keberhasilan pembangunan ekonomi, yang bermuara pada terciptanya ekosistem kesejahteraan di kawasan,” Menlu Retno menambahkan.  

Meski demikian, ASEAN masih menghadapi 3 tantangan utama, yakni bagaimana mengatasi persaingan geo-politis negara-negara besar, kejahatan lintas negara termasuk terorisme, serta menjaga keutuhan dan sentralitas ASEAN. 

Dalam sesi tanya jawab, yang dipandu oleh Duta Besar Daniel Russel (mantan Assistant Secretary of State for East Asian and Pacific Affairs), Menlu Retno mendapatkan pertanyaan mengenai upaya ASEAN menangani terorisme dan isu kemanusiaan di Rakhine State.  

Secara lugas, Menlu menegaskan bahwa ASEAN telah memperkuat upaya kerja sama penanganan terorisme, khususnya terkait regionalisasi kelompok teroris seperti di Marawi, Filipina, melalui kerja sama sub-kawasan, seperti trilateral. Bersama negara tetangga, Indonesia terus memperkuat pengawasan di perbatasan, guna mencegah perlintasan para teroris.  

Selanjutnya, Menlu Retno menjelaskan pula upaya diplomasi marathon untuk kemanusiaan yang dilakukan ke Myanmar dan Bangladesh. Dijelaskan bahwa saat ini terus dilakukan upaya-upaya untuk memastikan agar bantuan kemanusiaan dapat berjalan lancar. Menlu RI juga menyampaikan upaya pendekatan kepada para tokoh agama dan masyarakat untuk turut membantu melakukan pendekatan kepada masyarakat. 

Menutup ceramahnya, Menlu Retno mengingatkan, ”Perdamaian tidaklah diperoleh tiba-tiba, melainkan harus diperjuangkan bersama.” Menlu menyebutkan bahwa guna mewujudkan ekosistem perdamaian global, Indonesia siap untuk mempererat kerja sama dengan seluruh mitra, termasuk AS.  

Asia Society mengundang Menlu RI untuk memberikan ceramah mengenai ekosistem perdamaian dan stabilitas global. Menurut Tom Nagorski, Wakil Presiden Eksekutif Asia Society, kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian patut mendapatkan pujian. Selain itu, inisiatif dan kepedulian Indonesia dalam penanganan berbagai krisis, juga layak menjadi contoh bagi negara-negara lainnya. 

Asia Society adalah lembaga nirlaba terkemuka yang memiliki misi untuk mengembangkan saling pengertian dan kemitraan antar masyarakat, pemimpin dan institusi. Yayasan ini didirikan pada tahun 1956 oleh John D. Rockefeller III, salah satu tokoh terkemuka AS. (p/ab)